PETARUNG Hadiri Diskusi Refleksi 20 Tahun Urban Forum
- Details
- Created: Monday, 24 February 2014 20:21
Semua orang berhak menikmati berbagai layanan dan fasilitas yang ada di kota, tidak terkecuali kaum difabel. Itulah salah satu pesan utama dalam “Diskusi Refleksi 20 Tahun Urban Forum” di University Club Resto Universitas Gadjah Mada hari Jumat (7/2/2014) lalu.
Urban Forum sendiri adalah suatu wadah atau jaringan dari para akademisi di Kota Yogykarta yang mempunyai kepedulian terhadap isu-isu perkotaan. Secara berkala, Urban Forum ini menggelar diskusi untuk membahas dan mencari solusi dari berbagai isu-isu perkotaan tersebut. Adapun diskusi pada hari Jumat kemarin merupakan diskusi spesial dalam rangka refleksi 20 tahun berdirinya Urban Forum ini. Beberapa akademisi di bidang perkotaan turut hadir dalam diskusi tersebut, di antaranya adalah Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., Dr. Ir. Laretna T. Adhisakti, M.Arch., Ir. Gunung Radjiman, M.Sc. dan Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D. Selain itu, beberapa komunitas, yang salah satunya adalah Pemuda Tata Ruang (PETARUNG), juga mendapat kehormatan diundang untuk ikut berpartisipasi.
Diskusi tersebut dibuka dengan paparan hasil penelitian kolaborasi dari Tim Fakultas Geografi UGM dengan Organisasi Handicap Nasional (OHANA). Dari penelitian yang berjudul “Kota Layak Difabel: Studi Kasus Pola Pergerakan Difabel Kota Yogyakarta” tersebut, didapatkan suatu hasil yang menunjukkan bahwa masih banyaknya kesulitan bagi kaum difabel untuk melakukan pergerakan di Kota Yogyakarta. Berbagai kekurangan tersebut lumrah ditemui di berbagai area publik ataupun di pusat-pusat layanan masyarakat. Tentu saja, hasil penelitian ini patut menjadi catatan tersendiri bagi Kota Yogyakarta yang menurut survei Ikatan Ahli Perencana (IAP) Indonesia, terpilih menjadi Kota Paling Layak Huni di Indonesia pada tahun 2011.
Selain berfokus pada hasil penelitian di atas, beberapa isu perkotaan lain juga turut dibahas dalam diskusi kemarin. Isu-isu seperti penyediaan toilet yang sehat dan layak bagi para penduduk, pelestarian warisan pusaka kota serta mulai menjamurnya hotel dan pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta, tak luput dari perhatian para akademisi dan perwakilan komunitas yang hadir dalam diskusi tersebut. Dalam pembahasan mengenai isu-isu tersebut, semua pihak sepakat bahwa Urban Forum harus terus mengawal perkembangan kota-kota di Indonesia, utamanya Kota Yogyakarta, agar tidak semakin buruk ke depannya.
Di akhir diskusi, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., sebagai moderator diskusi, memimpin pembentukan tim kerja untuk terus melanjutkan Urban Forum ini. Tim kerja ini merupakan gabungan dari para akademisi dan perwakilan komunitas yang hadir dalam diskusi tersebut. Di dalam proses pembentukan tim kerja tersebut, PETARUNG mendapatkan kehormatan ditunjuk untuk menjadi salah satu komunitas yang terlibat di dalamnya.
Dilibatkannya PETARUNG dalam tim kerja Urban Forum tentunya menjadi sebuah kesempatan besar untuk terus menggaungkan perbaikan ruang kota ke depannya. Selain itu, semoga dengan kesempatan ini, visi PETARUNG dalam “Memasyaratkan Tata Ruang dan Menata Ruang Untuk Masyarakat” bisa terwujud.